Halo bestie, kali ini aku mau cerita tentang film India favoritku yang sudah aku tonton berulang kali dan selalu terenyuh. Film lepas India ini judulnya "Taare Zameen Par", yang pemeran utamanya adalah Aamir Khan (aktor India Favoritku). Film ini menceritakan tentang seorang anak bernama Ishaan yang gak pernah fokus saat sekolah. Anak itu penuh imajinasi didalam pikirannya, saat melihat angka-angka dalam buku pelajaran sekolahnya terlihat di anak itu angka-angka itu menari-nari. Ayah dari si anak selalu memarahinya karena menganggap anaknya gak serius belajar dan malah menjudge kalau anaknya bodoh. Lalu Ishaan dikeluarkan dari sekolah dan dipindahkan ke sekolah asrama. Sampai suatu kali saat di asrama ada guru kelas sang anak melihat kalau si anak ini berbeda dan bisa melihat kelebihan si anak. Guru ini melihat si anak harus belajar dengan cara yang berbeda dan memberikan tambahan jam belajar untuk mengajarkan si anak ini membaca. Guru ini sempat menemui orang tua si anak dan menjelaskan kalau si anak terkena dyslexia, tetapi orang tua si anak ini membantah kalau anak ini dan menganggap si anak menganggap anaknya bodoh. Sampai suatu kali Guru si anak tersebut menemukan bakat tersembunyi dari si anak tersebut.
Terus terang aku baru tau tentang dyslexia setelah nonton film Taare Zameen Par. Mungkin juga sekarang ini masih banyak yang belum tau tentang dyslexia ini. Dyslexia / Disleksia adalah sebuah gangguan dalam perkembangan baca tulis yang umumya terjadi pada anak menginjak usia 7 hingga 8 tahun. Ditandai dengan kesulitan belajar membaca dengan lancar dan kesulitan dalam memahami meskipun normal atau di atas rata-rata (sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Disleksia). Setelah menonton fim Taare Zameen Par, aku cari-cari artikel tentang dysleksia ini dan pengen tau lebih lanjut tentang dyslexia.
D Genius Learning Center Tangerang |
Kebetulan Sabtu kemaren pada tanggl 27 Mei 2023, aku diundang ke peresmian Pusat Dyslexia Indonesia yang berlokasi di Perumahan Banjar Wijaya Tangerang. Yayasan Global Genius Indonesia yang dibawah naungan Dyslexia Genius Malaysia mendirikan D Genius Learning Center Indonesia pertama di daerah Tangerang. D Genius Learning Center merupakan tempat pusat penanganan Dyslexia di Indonesia. Pemilik dari D Genius Indonesia adalah Ibu Mega Poerbo Paningkas, SH yang merupakan adik dari Ibu Puan Ayu SE, MH, Ph.D (c) Education (Program Director & Owner Dyslexia Genius Malaysia & D Genius Malaysia.
Pemotongan Pita |
Prasasti yang ditandatangani Dr. Dante |
Acara dibuka dengan pembacaan doa dan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan Lagu kebangsaan Malayisa Negaraku. Lalu sambutan dari Ibu Mega Poerbo Paningkas, SH Owner D Genius Indonesia, sambutan dari Dr. Dante Rigmalia, M.PD PhD selaku Ketua Komisi Nasional Disabilitas RI, Sambutan dari perwakilan pengurus Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) dan terakhir sambutan dari Bapak Dr. Huga S. Franata, SH, MH selaku praktisi hukum dan ketua utama Peradi DPC Banten. Setelah sambutan dimulailah peresmian gunting pita dan penandatanganan prasasti oleh Dr. Dante Rigmalia. Ibu Mega berharap dengan adanya D Genius Learning Center Indonesia, bisa menjadi wadah bagi dyslexia untuk meraih masa depan menjadi lebih baik lagi. Selesai sambutan dimulai coffee talk yang membahas spesifik Learning Disorder. Selagi coffee talk, di lantai atas ada anak-anak yang sedang lomba mewarnai dan menggambar.
|
Menurut Dr. Dante mengalami permasalahan pembelajaran perlu penanganan sejak awal. Contoh permasalahan pembelajaran : menyimpan gelas tidak bisa pada tempatnya, tidak bisa mengukur jarak, tidak bisa mengukur berat, sulit menulis yang berkombinasi dan sebagainya. Banyak yang tidak tahu jika anak terkena dyslexia, jadi kadang suka diberi label nakal sehingga anakpun menjadi stress, rendah diri, dan tertutup. Semoga anak-anak yang dyslexia mendapatkan pendidikan yang bermutu dan mendapatkan lingkungan yang baik.
Dr. Fransisca mengatakan jika lihat anak kesulitan belajar, bawa anak ke ahli yang bisa menggambarkan kondisi anak lebih jelas. Untuk anak yang dyslexia perlu diberikan penerimaan dan rasa berharga ke anak. Tugas orang tua yang membimbing anak dan menjadi guru utama anak. Pengalaman Bu Puan Bulan dyslexia juga gak mudah, semakin bu Puan Bulan belajar malah semakin stress dan makin gak ngerti. Dan Belau baru mengetahui terkena dyslexia di umur 29 tahun setelah menikah dengan Tuan Jaldeen pakar dyslexia. Menurut Bu Puan Bulan, langkah-langkah yang harus diambil saat anak terkena dyslexia:
- Pahami anak tersebut
- Gak usah malu
- Beri tahu guru, kepala sekolah dan lingkungan terdekat
- Datang ke ahlinya supaya bisa dikuatkan dan dibuatkan program intensif.
Ruang Kelas D Genius Learning Center Tangerang |
Foto bersama Bu Puan Bulan |
D GENIUS LEARNING CENTER
Perumahan Banjar Wijaya Cluster Viola
Blok B75 No.12, Tangerang
021 55704265 / 0877 4224 3331
globalgeniusindo@gmail.com
Semakin banyak informasi tentang dyslexia, akan membangun kesadaran para orang tua untuk bisa deteksi dini... trims utk sharingnya
BalasHapus