Hi...Hi...
Para pemain, penulis, produser Wonderful Life |
Ssst… Film nya di mulai. Kedua anakku serius sekali menonton film Ini. Film Wonderful Life ini diangkat dari sebuah buku yang berjudul Wonderful Life yang di tulis oleh seorang ibu yang bernama Amalia Prabowo yang merupakan single parent yang memiliki seorang anak laki-laki yang bernama Aqil yang merupakan penyandang Disleksia. Disleksia adalah merupakan sebuah gangguan dalam perkembangan baca-tulis yang umumnya terjadi pada anak menginjak usia 7 hingga 8 tahun, ditandai dengan kesulitan belajar membaca dengan lancar dan kesulitan dalam memahami meskipun nirmal atau diatas rata-rata (sumber : Wikipedia). Cerita ini dimulai dengan seorang anak laki-laki yang bernama Aqil. Aqil anak yang senang menggambar / doodle, di sekolah pun saat mengerjakan tugas sekolah Aqil hanya menggambar. Sampai suatu kali Aqil dihukum oleh gurunya untuk menulis di papan tulis dan gurunya pun memanggil orang tua Aqil. Guru nya Aqil mengeluhkan Aqil yang belum lancar untuk menulis ke Uminya (Amalia) Aqil. Setelah itu Amalia mencoba datang ke 3 psikolog untuk konsultasi soal Aqil dan jawaban dari 3 psikolog sama yaitu Aqil terkena disleksia. Setelah datang ke 3 psikoloh Amalia pun ga bisa terima klo Aqil terkena disleksia. Sampai akhirnya Amalia memutuskan untuk menjalani pengobatan alternatif. Amalia mengelilingi daerah jawa berdua dengan Aqil untuk mendatangi beberapa tempat berobat alternatif. Dan mereka bilang Aqil itu tidak sakit. Yang paling mengena saat aqil di bawa ke sinse, sinse nya itu bilang aqil tidak sakit dan semua anak itu dilahirkan sempurna. Aqil selama perjalanan mengelilingi jawa ini senang sekali karena iya bisa jalan-jalan bersama umi nya. Amalia merupakan seseorang yang sangat sibuk karena ia adalah CEO sebuah perusahaan besar di Jakarta. Dan selama ini yang mengasuh Aqil adalah kakek dan neneknya. Selama perjalanan bersama Aqil akhirnya Amalia menyadari banyak hal dan mulai memahami Aqil, bahwa Aqil butuh di mengerti dan butuh kasih sayang uminya. Selama ini yang dilakukan Amalia dalam mendidik anak salah, ditambah tekanan dari kakeknya Aqil yang mengharuskan Aqil mendapat ranking baru Amalia disebut berhasil mendidik anak dan juga tekanan dari pekerjaannya. Akhirnya Amalia pun membebaskan Aqil untuk mengambar.
Film ini sangat menyentuh sekali,
aq sebagai orang tua pun kena banget. Banyak pelajaran yang aq dapat dari film
ini yaitu kita harus melihat dimana bakat anak dan jangan memaksakan kehendak
kita sendiri kepada anak. Anak itu butuh dipahami, kita sebagai orang tua harus
belajar memahami anak. Orang tua pun memiliki andil besar dalam pembentukan
karakter anak, seperti ayahnya Amalia yang mendidik secara keras dan mengharuskan
anaknya berhasil dalam segala hal segingga membuat Amalia menjadi seseorang
yang keras dan prefeksionis seperti ayahnya. Pas nonton film ini jangan lupa
siapin tisu karna film ini sangat mengharu biru. Film ini mulai tayang di bioskop tgl 13
Oktober 2016.
Atiqah Hasiholan sebagai Amalia
Sinyo sebagai aqil
Lydia Kandou sebagai Nenek Aqil
Arthur Tobing sebagai Kakek Aqil
Alex Abbad sebagai Rekan Kerja
Amalia
Putri Ayudya sebagai Guru Aqil
AbdulArif, Totos Rasiti dan Didik
Nini Thowok
Penulis skenario :
Jenny Jusuf
Sutradara :
Agus Makkie
Produser :
Angga Dwimas Sasongko
Handoko Hendroyono
Rio Dewanto
Tidak ada komentar
Posting Komentar